Yang basah habis keramas
Tentang embun bernada
Dan nafas-nafas tersengal-sengal
Kau bersandar disana
Dan berdekap erat penuh gairah
Kadang telanjang harapan
Menangis bersama dendam-dendam keemasan
Di puing-puing malam bertilam
Kau suarakan tembang kedamaian tertunda
Entah itu cinta...
Atau sekedar berceloteh akan kecamanKau usap rambutmu yang terurai
Laksana sutra hitam berderai
Tersumpal manis bibir kecoklatan
Terlena dalam tegukan birahi tertahan
Wahai kau perempuan malam
Tunjukkan molek tubuh bergoyang
Seiring nada-nada cinta
Sedot segarnya sisa-sisa lemon comberan
PAGI BERTUAH...EMBUN MENDESAH...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar